Rabu, 18 Maret 2009

Musashi (Indonesian Version)







Buku 1 : TANAH

bagian 1

Takezo terbaring di antara mayat-mayat itu. Ribuan jumlahnya.
“Dunia sudah gila,” pikirnya samar. “Manusia seperti daun kering, yang hanyut ditiup angin musim gugur.” Ia sendiri seperti satu di antara tubuh-tubuh tak bernyawa yang berserakan di sekitarnya. Ia mencoba mengangkat kepala, tapi hanya dapat mengangkatnya beberapa inci dari tanah. Ia tak ingat, apakah pernah merasa begitu lemah. “Sudah berapa lama aku di sini?” ia bertanya-tanya.

Lalat-lalat mendengung di sekitar kepalanya. Ia ingin mengusirnya, tapi mengerahkan tangan untuk mengangkat tangan pun ia tak sanggup. Tangan itu kaku, hampir-hampir rapuh, seperti halnya bagian tubuh yang lain. “Tentunya sudah beberapa lama tadi aku pingsan,” pikirnya sambil menggerak-gerakkan jemarinya satu demi satu. Ia belum begitu sadar bahwa dirinya sudah terluka. Dua peluru bersarang erat di dalam pahanya.

Awan gelap mengerikan berlayar rendah di langit. Malam sebelumnya, kira-kira antara tengah malam dan fajar, hujan deras mengguyur daratan Sekigahara. Sekarang ini lewat tengah hari, tanggal lima belas bulan sembilan tahun 1600. Sekalipun topan telah berlalu, sekali-kali siraman hujan segar masih menimpa mayat-mayat itu, termasuk wajah Takezo yang tengadah. Tiap kali hujan menyiram, ia membuka dan menutup mulutnya seperti ikan, mencoba mereguk titik-titik air itu. “Seperti air yang dipakai mengusap bibir orang
sekarat,” kenangnya sambil melahap setiap titik air yang datang. Kepalanya sudah hilang rasa, sedangkan pikirannya seperti bayang-bayang igauan yang melintas.

Pihaknya telah kalah. Ia tahu betul itu. Kobayakawa Hideaki, yang dikiranya sekutu, ternyata diam-diam telah bergabung dengan Tentara Timur. Ketika ia menyerang pasukan Ishida Mitsunari pada senja hari, jalan pertempuran pun berubah. Ia kemudian menyerang tentara panglima-panglima yang lain – Ukita, Shimazu, dan Konishi. Maka sempurnalah keruntuhan Tentara Barat. Hanya dalam setengah hari pertempuran sudah dapat dipastikan siapa yang sejak itu akan memerintah negeri. Dialah Tokugawa Ieyasu, daimyo Edo yang perkasa.

Bayangan kakak perempuannya dan penduduk desa yang sudah tua-tua mengambang di depan matanya.
“Aku akan mati,” pikirnya tanpa rona sedih. “Jadi, beginikah rasanya?” Dan ia pun merasa tertarik ke arah


DOWNLOAD : MUSASHI (INDONESIAN VERSION)

Bookmark :

 

Copyright © 2009 by Gudang Ebook Dan Tempatnya Download Gratis